Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
David P Carroll Dec 2024
Little children crying tonight
And so innocent and pure
Fading away like wilting flowers
Palestinian children dying and
Palestinian children's dreams
And wishes left unfulfilled
No love no hugs not even food
And time slips away sadness all day
A life cut short by the devil's cruel hands
Leaving hearts broken and dreams
Shattered

And sorrow and pain
And no love shining in the light
It's cold and dark in Palestine every night
Leaving behind memories that will never fade away screaming
Children in the night
The whole world laughing and siding
With the devil in life

So little Palestinian children rest in peace
In your graves in eternal peace
May the angels watch over you all
Your set free and
Your spirits will live on forever
Beating inside David P Carroll's
Heart all day long.
Free Palestine from the devil. 🇵🇸
Alvian Eleven Dec 2024
Tengah malam di pinggiran kota Surabaya.
Aku duduk sendiri di teras kafe tua.
Kupandangi jalanan yang lengang.
Sambil kuhisap pelan pelan rokokku.
Dan kuteguk kopiku yang tak lagi panas.

Tapi pikiranku tidak berada di sini.
Pikiranku masih berada jauh di Gaza.
Dimana kekacauan panjang tak kunjung berakhir.
Hingga aku lelah melihatnya setiap hari.
Seperti pertunjukan horor harian tanpa akhir.

Kusambungkan ponselku dengan wifi.
Lalu kulihat layar ponselku yang kusam.
Dan kubuka akun sosial media orang orang Gaza.
Ahmed , Omar , Eman , Mariam , Abdallah , Mohammed dan lainnya.
Seperti biasa mereka selalu memposting.
I'm still alive... I'm still alive... I'm still alive...

Tapi ada akun Facebook yang telah lama membisu.
Akun ini tidak lagi memposting apapun selama berbulan bulan.
Tentu saja aku sangat mengkhawatirkannya.
Dan aku menerka nerka apa yang terjadi padanya.
Apakah dia masih hidup atau sudah mati ?!?...

Akun ini milik seorang gadis bernama Nour.
Dia mengungsi dari Al Rimal kota Gaza.
Aku mengenal dia sejak akhir tahun kemarin.
Lalu kami merasa saling dekat satu sama lain.
Terhubung pikiran dan perasaan.
Antara Gaza dan Surabaya.

Aku ingat setiap hari aku selalu memberinya kata kata penyemangat.
Agar dia sanggup melalui hari demi hari yang kacau , berat , melelahkan dan berbahaya.
Nour selalu menceritakan apapun yang dia alami.
Penderitaannya... ketakutannya... kegetirannya... kecemasannya... kelelahannya... kesedihannya....
Aku juga merasakannya.

Ada kalanya situasi tenang sesaat.
Cukup tenang bagi Nour untuk mengenang kehidupannya.
Dia mengunggah foto rumahnya , lingkungannya , kampusnya dan juga sudut sudut indah kota Gaza.
Saat semuanya masih ada sebelum 07 October.

Bagi Nour nostalgia adalah penghiburan sesaat.
Pelipur lara di tengah penderitaan panjang.
Aku selalu terlarut nostalgia apapun yang dia ceritakan padaku.
Bersama teman temannya dia suka nongkrong di kafe tepi pantai.
Menyusuri keramaian jalan Al Rashid lalu makan jagung dan es krim di tepi jalan.
Atau menghabiskan uang untuk belanja baju di Watan mall dan Capital mall.

Membaca buku adalah hobi utama Nour.
Dia sering membeli buku di toko Samir Mansour.
Lalu dia membaca buku buku itu di kamarnya.
Berdinding pink , meja yang tertata rapi.
Dan sebuah teddy bear besar di atas kasur.

Memasak adalah hobi Nour yang lain.
Setiap hari dia memasak apapun di tungku tanah liat depan tendanya.
Falafel , mulukhiya , manakesh , maqluba.
Tampak begitu lezat hingga membuatku penasaran.
Seumur hidup aku tidak pernah memakan hidangan Arab.

Nour juga suka mendengarkan musik.
Dia menyuruhku mendengarkan lagu lagu Fairuz.
Penyanyi diva legendaris dari Lebanon yang dia idolakan.
Aku terpesona mendengarkan suara lembut Fairuz.
Menyanyikan lagu lagu Arab yang liriknya tak kumengerti.

Nour punya kucing berbulu putih tebal.
Kucing gemuk dan lucu yang bernama Kimba.
Setiap hari Kimba selalu dimanjakan Nour.
Tapi terkadang Nour mengeluh karena Kimba makan terlalu banyak.
Sementara makanan kucing susah dicari dan harganya naik tinggi.
Tragisnya , setelah lebaran Kimba menghilang berhari hari lalu ditemukan tewas tertembak quadcopter.
Kematian Kimba membuat Nour sangat depresi.

Nour kuliah di Universitas Islamic Gaza.
Kampusnya telah hancur dan kuliahnya terhenti pada semester lima.
Tapi dia selalu bangga pernah menjadi muridnya Refaat.
Mewarisi ajarannya untuk melawan dengan tulisan.
Menulis apapun tentang Palestina dan kehidupan apa adanya di Gaza.
Dimana jiwa jiwa yang punya kehidupan tidak cuma dianggap sebagai angka.

Aku takut jika pada akhirnya Nour hanya menjadi angka.
Angka statistik para martir yang terus bertambah setiap hari.
Sementara dunia tidak mampu melakukan apapun selain hanya melihat pembantaian tanpa akhir.
Merampas kehidupan secara paksa dan menyakitkan.

Tak ada yang tidak menyakitkan di Gaza.
Tapi bagiku lebih menyakitkan tidak ada kabar apapun dari Nour.
Aku merasakan kehampaan kehilangan dia.
Aku merindukan percakapan dengan dia.
Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah memandangi foto wajahnya yang cantik.
Aku sungguh mengagumi kecantikannya.
Tatapan matanya yang berkilau , senyuman bibirnya yang mempesona.
Sepertinya aku telah jatuh cinta padanya.

Where are you now ?... Where are you nour ?...
Selama berbulan bulan aku selalu bertanya seperti itu pada Nour.
Tapi hingga sekarang tak ada jawaban sama sekali dari Nour.
Jika seandainya dia memberiku kabar singkat saat ini.
Aku benar benar akan merasa sangat lega.

Don't leave me !.. please don't leave me alone !..
Nour selalu memohon seperti itu padaku.
Dia ingin aku selalu ada untuknya.
Tapi sekarang dia tidak ada untukku.
Dia telah meninggalkan aku tanpa kata.

Ketika kupandangi langit malam untuk sesaat.
Aku bertanya tanya tentang takdir Nour.
Apakah dia telah menjadi satu diantara bintang bintang di langit ?!
Ini tidak adil , aku mengenal Nour terlalu singkat pada waktu yang buruk ini.
Aku hanya ingin dia tetap berada di bumi , berada di kota Gaza yang dia cintai.
Aku sangat ingin menemuinya pada waktu yang baik seperti yang kami harapkan , waktu ketika tanah Palestina telah terbebaskan.


October 2024

By Alvian Eleven
Alvian Eleven Dec 2024
In Gaza there are many painful ways to die.
For more than a year death after death continues to occur which seems tragic and sadistic.
You can see on TikTok like an endless daily horror show.
And if you are curious about what it feels like every day to escape death.
Try to imagine yourself in Gaza.

If you hide in your house jet planes will bombard until it's destroyed.
Then you will die under the rubble of your house.

If you are not alert when you are on the street snipers, drones, quadcopters will target you.
Then you will die from being shot or hit by an explosion.

If you are injured but there is no ambulance or civilian rescue to pick you up you will slowly bleed out.
Then you will bleed to death.

If you are injured but there is no medicine or adequate equipment in the hospital you will be in prolonged pain.
Then you will just die.

If no food aid enters Gaza you will starve until your body become weak.
Then you will starve to death.

If you are caught by the soldiers you will be tortured while being interrogated.
Then you will die in a mass execution.

If you are caught by the soldiers carrying tanks you will be forced to lie down on the ground.
Then you will be crushed to death by a tank until your body is scattered on the ground.

If you live in a tent various unexpected dangers will threaten you.
Then you will be killed by a jet , helicopter , drone or quadcopter.

So now you must be horrified to imagine yourself in Gaza.
You're lucky , you only see death after death on Tik Tok.
Without ever truly feeling that your life is threatened by death everyday.
If your life is as chaotic as people in Gaza.
You will not survive even just a day.


November 2024

By Alvian Eleven
Alvian Eleven Dec 2024
Two years ago a Gazan girl named Sondos felt enthusiastic.
She started studying international law at Al Azhar University in Gaza.
She bought and studied many thick books.
Because she wanted her country Palestine to get justice.

But since last year Gaza has started to become chaotic.
Long chaos full of destruction and massacre.
It has not been stopped despite numerous protests around the world.
And also the pointless trial in Haque.

Where is justice ?!... why is there no justice for us ?!...
Don't we deserve justice ?!... why don't we get justice ?!
For over a year Sondos has always questioned justice for Palestine.
But it was useless , the justice never came.

Sondos feels disillusioned.
She has realized that international law is just a nonsense.
All she can do now is just sit in front of the campfire.
Warm herself while burning all her thick books about international law.

December 2024

By Alvian Eleven
Alvian Eleven Dec 2024
Orang orang Indonesia suka makan Indomie.
Anak anak kos kere selalu makan Indomie.
Warung warung burjo juga selalu menyediakan Indomie.
Begitu juga aku yang seumur hidup selalu makan Indomie.

Indomie juga disukai orang orang Gaza.
Indomie menjadi makanan penyelamat mereka.
Indomie terus dikirimkan truk truk yang mengangkut bantuan.
Indomie dimasak dan dibagikan di tempat tempat pengungsian.

Tapi zionis zionis sinting malah menghancurkan Indomie.
Mereka mencegat truk yang mengangkut berdus dus Indomie.
Diambil secara paksa lalu diinjak injak hingga hancur semua Indomie.
Padahal seharusnya orang orang Gaza yang kelaparan bisa makan Indomie.

Banyak foto dan video yang menampilkan aksi penghancuran Indomie.
Tentu saja aku marah melihat zionis zionis sinting menghancurkan Indomie.
Orang orang Indonesia benar benar marah melihat hancurnya berdus dus Indomie.
Sosial media penuh komentar kemarahan tak terima melihat dihancurkannya berdus dus Indomie.


November 2024

By Alvian Eleven
Alvian Eleven Dec 2024
6 a.m di Surabaya - 1 a.m di Gaza

Saat bangun tidur badanku terasa lemas.
Masih terlalu pagi aku masih ingin berbaring di kasur.
Sambil kubuka akun X orang orang Gaza yang kukenal.
Tapi hanya akun Omar yang tampak aktif.
Memposting apapun yang sedang dia alami.

Omar mengeluh susah tidur.
Kedinginan berselimut kain tipis usang.
Banyak nyamuk masuk ke tendanya.
Sementara di luar suara zanana mengganggu.
Diselingi ledakan bombardir pesawat jet.

10 a.m di Surabaya - 05 a.m di Gaza

Aku bosan menunggu antrian bank yang ramai.
Sambil menunggu sepi kubuka lagi akun Omar.
Dia mengeluh melihat banyak belatung.
Merubung sisa tepungnya yang hampir kadaluwarsa.
  Dia tak bisa lagi membuat roti.

11 a.m di Surabaya - 06 a.m di Gaza

Aku menunggu ojek online di tepi jalan.
Sambil merokok kubuka lagi akun Omar.
Dia mengeluh kehabisan sabun dan shampo.
Sementara air untuk mandi dan mencuci.
Hanya tersisa setengah ember.

01 p.m di Surabaya - 08 a.m di Gaza

Aku sedang makan siang di Peneleh.
Makan pecel sambil kubuka lagi akun Omar.
Dia mengeluh saat mengantri di toko.
Menghabiskan waktu dan tenaga.
Berdesak desakan hanya untuk sekantung roti.

04 p.m di Surabaya - 11 a.m di Gaza

Saat sore aku nongkrong di Wonokromo.
Minum kopi sambil kubuka lagi akun Omar.
Dia mengeluh setelah belanja di pasar.
Bawang , tomat , terong , kentang dan cabai.
Harganya semakin naik tak terjangkau.

06 p.m di Surabaya - 01 p.m di Gaza

Aku sedang duduk di beranda masjid.
Menunggu isya sambil kubuka lagi akun Omar.
Dia mengeluh setelah berjalan jauh.
Merasakan kepanasan dan kelelahan.
Hanya untuk mengecas ponselnya di solar panel dekat pantai.

08 p.m di Surabaya - 03 p.m di Gaza

Aku masih makan malam di Tunjungan.
Makan rawon sambil kubuka lagi akun Omar.
Ternyata di Gaza sedang hujan deras.
Omar mengeluh setelah tendanya kebanjiran.
Barang barangnya basah terkena air hujan.

09. p.m di Surabaya - 04 p.m di Gaza

Temanku mengajak minum kopi di kafe.
Minum cappucino sambil kubuka lagi akun Omar.
Dia mengeluh sudah lama tidak makan ayam.
Yang bisa dia lakukan hanyalah menggambar ayam.
Lalu menaruhnya di atas piring kosong.

10 p.m di Surabaya - 5 p.m di Gaza

Aku sedang menonton sepakbola.
Saat jeda kubuka lagi akun Omar.
Dia mengeluh setelah memeriksa Gofundme.
Hampir seminggu tak mendapat donasi.
Sementara uangnya hanya tersisa puluhan shekel.

01 a.m di Surabaya - 08 p.m di Gaza

Tengah malam aku bersiap tidur.
Sambil berbaring di kasur kubuka lagi akun Omar.
Ternyata pemukiman dekat tendanya baru saja dibombardir.
Omar mengeluh setelah kelelahan membantu evakuasi.
Dia hampir muntah melihat serpihan tubuh berlumuran darah.

03. a.m di Surabaya - 10 p.m di Gaza

Aku merasa kesulitan tidur.
Sambil mendengarkan musik kubuka lagi akun Omar.
Ternyata dia masih tetap mengeluh.
Merasa lelah terus menerus mengeluh.
Terlalu banyak keluhan hingga kelelahan mengeluh.

Aku juga lelah melihat Omar terus mengeluh.
Tapi orang yang menderita memang harus mengeluh.
Hanya mayat yang tak bisa lagi mengeluh.
Mayat tak merasakan penderitaan untuk dikeluhkan.
Daripada menjadi mayat lebih baik Omar tetap hidup walaupun terus mengeluh.


November 2024

By Alvian Eleven
Alvian Eleven Dec 2024
Israel is a vicious octopus.
Its tentacles gripped Europe and America.
And its mouth devoured Palestine.
So if you want to liberate Palestine.
Cut off the tentacles then hit the head hard.
This octopus will die and become the carcass of history.


November 2024

By Alvian Eleven
Alvian Eleven Dec 2024
There was once a heaven on earth.
A shining heaven filled with...

prosperity , welfare , happiness , peacefullness , calmness , enjoyment , excitement , pleasure , richness , easiness , chance , satisfaction , healthiness , sanity , beauty , freedom , wholeness , cheerfulness , warmth , togetherness , comfort , safety , colour , meaning , eligibility , cleanliness , enthusiasm , regularity , serenity , well being , and all the other good things.

People in heaven felt fully alive.
But then the horde of greedy and hypocritical demons came.
planning to stole , destroy and take over heaven.
With misleading tricks and ***** methods.

The people in heaven fought back.
But instead they were blamed.
They became victims and had no power to defend heaven.
Until finally they lost heaven.

What remains is hell.
A dark rotten hell filled with...

chaos , fear , destruction , danger , bitterness , painfullness , hassle , despair , difficulty , fatigue , tiredness , sadness , grief , fragility , shackles , limitation , poverty , wasteness , loss , anger , disappointment , misery , powerlessness , helplessness , hunger , thirst , anxiety , panic , ineligibility , humiliation , madness , sickness , agony , sorrow , oppression , and all the other bad things.

People in hell are still alive but don't feel alive.
They are dying slowly while waiting for a miracle that never comes.
But maybe there is still some strength left.
The last remaining strength for the decisive struggle.


December 2024

By Alvian Eleven
Alvian Eleven Dec 2024
A Gazan man named Omar hasn't eaten chicken for almost a year.
Because the price of chicken has risen so high that he can't buy it.
Omar can only look at the chicken being sold in the market.
He has even forgotten what it's like to eat chicken.
When he returned to the tent he only had a plate of rice.
Then he drew a chicken and put it on a plate of rice.
So he ate the rice while imagining the taste of chicken meat.

At night Omar prayed to God.
He prayed that he could eat chicken even just once.
He didn't care about dying but he wanted to be able to eat chicken first.

The next day several volunteers came to the refugee camp.
They went tent by tent to distribute food.
Children and people were happy to receive the food.
Then Omar also got a box of food.
When he opened , it turned out it was chicken shawarma.
Omar was so happy that he ate it quickly
He chewed the chicken while laughing happily.
For him this chicken shawarma was a luxury.
So after eating he expressed his gratitude.
Because his prayer last night had come true.


November 2024

By Alvian Eleven
Alvian Eleven Dec 2024
On your smartphone screen.
You can see corpses covered in blood.
But you can't smell it.
You can see the explosion of a jet plane bombardment.
But you can't feel the danger.
You can see children seriously injured.
But you can't feel their pain.
You can see hungry children queuing for food.
But you can't feel their hunger.
You can see people displaced on the streets.
But you can't feel their fear , despair and exhaustion.

On your smartphone screen.
You've still been watching for over a year.
Endless daily horror show from Gaza.
Like a Hollywood apocalyptic film but not fiction.
Real blood , real corpses , real bullets, real explosions , real scenes.
Everything you see really happened and makes you confused.
Because you can only watch for over a year.
And it still continues while you can't do anything.
You pray , pray and pray for a good ending.
But you don't know when and how it will end.
So you still continue watching every day.
Until you lose your sanity.


November 2024

By Alvian Eleven
Next page