Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Nukinunna Mar 2020
Bosan dan jenuh
Ada saat dimana aku merasa tidak ada seorang pun yang mengerti keadaanku.
Ada saat dimana aku ingin hilang.
Ada saat dimana aku tidak mengerti aku bernafas untuk apa.
Ada saat dimana ketika aku mencapai titik dimana aku tidak memiliki hidup.
Aku muak...
Kadang aku muak terhadap sekelilingku, muak terhadap orang-orang terdekatku, dan bahkan aku muak terhadap diriku sendiri. Saat aku ataupun mereka tidak sesuai ekspektasiku.
Ketika itu sudah mulai merasuk ke pikiran.
Kembali,
Aku tegaskan kepada pikiran, bahwa aku hidup untuk-NYA.
Sering...
Pikiran dan rasa muak memakan tujuanku, hingga aku tetap kembali terlunta-lunta dengan kebosanan dan kejenuhan berebut menarik kekanan-kiriku.
Memakan rasa syukur dan kasih sayang yang mereka berikan kepadaku.
Membuat butiran debu di setiap pikiran untuk tetap hidup.
Aku harus bersyukur... HARUS.
Hanya ada dalam pikiran... tidak di kehidupanku
Kemarin aku mengajakmu melihat senja.
Katanya kamu suka warnanya merah jambu bercampur oranye seperti jeruk mandarin kesukaan ibu.
Kamu selalu ceriwis membahas senja ini dan itu.

“Jangan lupa kopi dan puisi! Kita harus merayakan isi bumi.”
Celotehmu.
“Kamu mau kan melihat senja bersamaku?”

Kemarin aku mengajakmu melihat senja.
Telah kupersiapkan sekian lama.
Aku rakit sendiri senjaku dengan kopi manis dan puisi cinta yang kau sebut - sebut itu.
Aku merangkai pelan-pelan sambil menghayal bola mata emas yang berbentuk kenari kesukaanku dan lengkung pelangi bibirmu.
Cukup lama buatnya,
tapi senjaku sangat cantik.
Dan sedikit rapuh.
Aku harap kamu senang.

Kemarin aku mengajakmu melihat senja.
Tapi kau pergi ke laut dan menjelajahi waktu.
Terhanyut malam.
Aku tidak ada di sana.

Kamu menolak senjaku.
Katamu ada senja yang lebih bagus.



Senja, senja, senja.
Muak dengan puisi senja.
Aku bukan anak indie regional, aku pendengar Ed Sheeran, top 50 ,Danilla Riyadi dan Sapardi !
Aku ya begini begini begini!
Maksud hati tidak menulis puisi emosional. Tapi aku menulis untukmu (bila membaca) dan, ah indie anjing!
T'lah kumiliki nurani bopok dan renta
Warisan ibu ayah
Membungkus kasih, dengki, segan,
damai, resah, amarah
Begitu bancuh dan arau

Sang aku berbagi pada kekasihnya
Sosok gagah terpercaya
Aku dan gagah melanglang
Beriringan menggandeng nurani
Nurani amat bahagia
Demikian puas ceria

Hingga sosok gagah itu mulai muak
Jemu, bosan katanya
Menghempas jemari aku
Dan mencampakkan nurani serupa buangan
Cakapnya aku bersalah
Tak jago mengenyangkan

Tak tega setilik pun menengok nurani
Menepis muka, aku bertanya
"Apa nurani tak apa-apa?"
Dengan terisak, nurani menyinyir menjawab
"Terlihat nestapa dan pilu dari matamu
Aku tak seberapa
Pikirkan saja dirimu"
Terinspirasi dari C.S Lewis: "To love at all is to be vulnerable"
Saraswati  Apr 2018
Sebuah asa
Saraswati Apr 2018
Pelipur datang menyapa Lara
"lihat aku" bisiknya,
ia datang tepat ketika Lara ingin mengalihkan mata
muak melihat Bara
"sini, ikut aku" bisiknya,
ia datang membawa nada
Lara ingin berdansa!

boleh kah?

"boleh!" teriaknya,
"dansa!" dansa hingga Pelipur menyatu dengan Lara,

menjadi sebuah asa,

bahagia
Coco  Jul 2020
Jeritan
Coco Jul 2020
Menuju malam sabtu, lagi lagi aku menghela napas

Melihat caramu menatapku, itu membuatku sakit
Mendengar suara mu saja aku muak
Bagaimana kau melangkah
Bersenandung kala di motor
Menyapa mereka yang kau bilang teman
Memuakkan

Kau tau? Bahkan saat menggenggam tanganku, rasanya seperi kau mencekik hatiku
Sesak

Kau; Tertawa hingga berurai air mata
Aku; Menangis tanpa melepas air mata

Kau lihat kan perbedaannya?

Apa memang aku yang harus bersakit?
Apa aku layak menerima ini?
Apa yang sudah ku lakukan di kehidupan sebelumnya hingga aku mendapatkan rasa seperti ini?
Tolong jawab aku
ga  Jan 2018
Esok Kau Benci
ga Jan 2018
Kau yang menyibak beliung demi pelangi
Mengulurkan tanganmu ke dalam gelap
Mengumpan senyum pada bara arang
Memberi warna pada langit abu-abu

Kau yang mengusik tirai gelap selimut jiwaku
Merentangkan tangan pada amuk badai
Meneteskan cahaya pada awan kabut
Mengurai jerat muak dan kecewa

Mungkin esok pagi
Kau akan membenciku
Selagi malam
Ingatlah aku dalam-dalam
27/12/2017
fustypetals Feb 2018
ku tau ini tak mudah,
kau yg membuat ini sulit
seperti benang yg terlilit

tak ada alasan,
namun kau datang
tak ada penjelasan,
namun kemudian kau pergi

apa harus ku biarkan saja?
ah tidak!
sudah muak rasanya
begini saja terus rasa hatiku

membelit-belit
seperti benang,
yang jika dipaksakan untuk ditarik,
akan mati


—f.r
jika keinginanmu adalah pergi, maka pergilah;
jangan lagi kembali padaku, karena mungkin aku sudah menutup pintu hatiku ini untukmu.
-M-  Sep 2019
Para Petinggi
-M- Sep 2019
Kepada bumi yang semakin liar.
Dipenuhi sesak yang membakar.
Kepada para manusia yang disebut pemimpin.
Lihatlah tempat-tempat di mana kami bermukim.

Panas, seakan membakar diri.
Peluh berjatuhan semakin jadi.
Tanpa hirauan dari kalian para petinggi.
Melepas kata seolah akan kami pahami.
Sudahilah kepura-puraan kalian.
Kami muak akan kepalsuan.
Kau bungkam kami dengan janji manis.
Kemudian kau tertawa dengan bengis.

Hancur sudah perlahan mimpi.
Tak satupun orang-orang yang peduli.
Terbujur kaku dingin diam membisu.
Kepada siapa lagi kami kan mengadu.

Banyak kata terbuang percuma.
Mengkoarkan segala duka penuh kecewa.
Kepada mereka para petinggi yang berkuasa.
Takpunya hati dan rasa bela sungkawa.

-M-
reydmh May 3
Aku mengikuti intuisi jiwaku intuisi jiwaku,
kemana masa depan membawaku?

sejenak kuberpikir kita hanya menari di bumi
ini hanya untuk sementara.
aku tahu impian ini cukup besar, maka
perkecil ekspetasi akan hal itu
tentang menjadi ayah yang baik
rumah yang luas dan nyaman,
kacamata coklat gagang yang patah,
itu tidak bertahan selamanya.

Aku keras seperti batu tebing, aku
melihat daun yang layu hingga mekar
mudah percaya dan naif tentang banyak hal,
banyak hal yang kutentang tetapi aku hanya diam dan lebih banyak mendengarkan.

dihantui perasaan kehilangan berlebihan
dan perasaan bersalah tentang banyak hal,
dan aku benci film romance
yang berkendara di tepi pantai,
anak kecil yang nakal,
berita hoax,
kedai kopi yang memutar lagu terlalu keras,
sate yang belum matang,
semut, dan wanita yang menari di tempat umum,
tabel - tabel membuatku bingung,
drama tentang pria ideal juga membuatku muak,
Netanyahu keparat dan pembunuh.

2025
reydmh

— The End —